MEDAN - Seluruh masyarakat dan pihak terkait diajak untuk bersama-sama mensukseskan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQN) XXVII tahun 2018 yang akan digelar 4-13 Oktober 2018 di Medan dan Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Karena, MTQN tidak hanya sekadar ajang mencari juara, tetapi juga salah satu pilar pembangunan mental spiritual bangsa.
“Tidak sekadar menetapkan para juara saja, MTQ adalah suatu kegiatan yang sangat tinggi nilainya dalam pembinaan mental keagamaan. Juga membawa dampak positif bagi peningkatan pemahaman ajaran agama bagi masyarakat, yang tergambar dari sikap maupun perilaku religius dalam menyukseskan pembangunan nasional maupun daerah,” ujar Kepala Biro (Karo) Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara (Setdaprovsu) Ilyas Sitorus, Senin (24/9) di ruang kerjanya.
Dikatakan Ilyas, Al-Qur’an bagi umat Islam merupakan kitab suci yang mengandung hikmah dan pengajaran bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Mencintai, mempelajari dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sudah menjadi keharusan.
“Karena itu, MTQN XXVII di Sumut yang akan dihadiri kafilah dari seluruh 33 provinsi di Indonesia, diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’an, mempelajarinya, serta mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Melalui hikmah dan kandungan ayat-ayat suci dalam Al-Qur’an, kata Ilyas, juga diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk terus berperanserta menggalang harmonisasi dan kerukunan dalam kehidupan umat beragama, yang merupakan satu dari tiga pilar pembangunan Sumatera Utara, bersama mempertahankan iklim kondusif dan mewujudkan good governance.
"Kita semua tentu sama-sama mendambakan kehidupan yang penuh ketenangan, kerukunan dan kedamaian. Dan kehidupan seperti itu hanya dapat dicapai apabila ada norma-norma yang dipatuhi dan ditaati, dalam hal ini adalah ajaran agama, yang secara jelas menggambarkan bahwa dengan kedamaian hidup ini akan terwujud dan terpeliharalah iman, jiwa, akal, kehormatan bahkan kekayaan Tuhan di bumi ini," ujarnya.
Dengan semangat inilah, kata Ilyas, dapat dipahami bahwa agama berperan memberikan kontribusi yang besar dan siginifikan dalam pembangunan bangsa yang sejahtera dan bermartabat. “Kehidupan seperti inilah yang harus menjadi rujukan kita semua saat ini, terutama dalam mengarungi proses globalisasi antar bangsa yang akan terus bergulir dan berjalan dengan berbagai harapan dan tantangannya,” katanya.
Sasaran yang demikianlah, salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap pelaksanaan MTQ, sehingga kegiatan ini benar-benar bermakna bagi peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama. “Karena itu, kita perlu terus mendorong peningkatan kegiatan maupun pendidikan agama masyarakat, baik secara formal maupun non formal, agar pemahaman terhadap agama dapat tumbuh pada diri anak sejak dini,” jelasnya.
Selain itu, Ilyas juga menyampaikan, suksesnya suatu pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat termasuk para alim ulama dan pemuka agama. Untuk itu, dalam pembangunan diperlukan sumber daya manusia berkualitas, yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, artinya memiliki kejujuran, akhlak, moral dan budi pekerti yang baik dan bertanggung jawab.
“Hal itu dapat diperoleh melalui pemahaman ajaran agama yang baik. Dan MTQ adalah salah satu sarana yang dapat mewujudkan hal itu. Karena itu, sekali lagi, saya mengajak kita semua, seluruh masyarakat Sumut untuk bersama-sama menyukseskan MTQN XXVII daerah ini,” katanya. (Red)
“Tidak sekadar menetapkan para juara saja, MTQ adalah suatu kegiatan yang sangat tinggi nilainya dalam pembinaan mental keagamaan. Juga membawa dampak positif bagi peningkatan pemahaman ajaran agama bagi masyarakat, yang tergambar dari sikap maupun perilaku religius dalam menyukseskan pembangunan nasional maupun daerah,” ujar Kepala Biro (Karo) Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara (Setdaprovsu) Ilyas Sitorus, Senin (24/9) di ruang kerjanya.
Dikatakan Ilyas, Al-Qur’an bagi umat Islam merupakan kitab suci yang mengandung hikmah dan pengajaran bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Mencintai, mempelajari dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sudah menjadi keharusan.
“Karena itu, MTQN XXVII di Sumut yang akan dihadiri kafilah dari seluruh 33 provinsi di Indonesia, diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’an, mempelajarinya, serta mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.
Melalui hikmah dan kandungan ayat-ayat suci dalam Al-Qur’an, kata Ilyas, juga diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk terus berperanserta menggalang harmonisasi dan kerukunan dalam kehidupan umat beragama, yang merupakan satu dari tiga pilar pembangunan Sumatera Utara, bersama mempertahankan iklim kondusif dan mewujudkan good governance.
"Kita semua tentu sama-sama mendambakan kehidupan yang penuh ketenangan, kerukunan dan kedamaian. Dan kehidupan seperti itu hanya dapat dicapai apabila ada norma-norma yang dipatuhi dan ditaati, dalam hal ini adalah ajaran agama, yang secara jelas menggambarkan bahwa dengan kedamaian hidup ini akan terwujud dan terpeliharalah iman, jiwa, akal, kehormatan bahkan kekayaan Tuhan di bumi ini," ujarnya.
Dengan semangat inilah, kata Ilyas, dapat dipahami bahwa agama berperan memberikan kontribusi yang besar dan siginifikan dalam pembangunan bangsa yang sejahtera dan bermartabat. “Kehidupan seperti inilah yang harus menjadi rujukan kita semua saat ini, terutama dalam mengarungi proses globalisasi antar bangsa yang akan terus bergulir dan berjalan dengan berbagai harapan dan tantangannya,” katanya.
Sasaran yang demikianlah, salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam setiap pelaksanaan MTQ, sehingga kegiatan ini benar-benar bermakna bagi peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama. “Karena itu, kita perlu terus mendorong peningkatan kegiatan maupun pendidikan agama masyarakat, baik secara formal maupun non formal, agar pemahaman terhadap agama dapat tumbuh pada diri anak sejak dini,” jelasnya.
Selain itu, Ilyas juga menyampaikan, suksesnya suatu pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat termasuk para alim ulama dan pemuka agama. Untuk itu, dalam pembangunan diperlukan sumber daya manusia berkualitas, yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, artinya memiliki kejujuran, akhlak, moral dan budi pekerti yang baik dan bertanggung jawab.
“Hal itu dapat diperoleh melalui pemahaman ajaran agama yang baik. Dan MTQ adalah salah satu sarana yang dapat mewujudkan hal itu. Karena itu, sekali lagi, saya mengajak kita semua, seluruh masyarakat Sumut untuk bersama-sama menyukseskan MTQN XXVII daerah ini,” katanya. (Red)