Medan,DP News
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Parulian Sihotang, mengatakan,
penggunaan Jargas(Jaringan Gas) ini lebih hemat dari pada penggunaan elpiji
karena gas yang dihasilkan Indonesia tidak semuanya dapat dijadikan elpiji
sehingga harus impor, jika terus menerus impor maka harga gas elpiji juga akan
semakin mahal karena dan akan memberatkan warga yang kurang mampu.
“Penggunaan Jargas ini lebih hemat dibandingkan penggunaan elpiji, dan
elpiji kita saat ini sudah semakin langka sehingga harus diimpor maka dari itu
penggunaan elpiji juga bisa memberatkan warga yang kurang mampu dengan harga
yang semakin mahal karena mengikuti perkembangan dolar,” kata Deputi Keuangan
dan Monetisasi SKK Migas.
Sihotang menyebutkan ada sebanyak 5.656 pipa unit sambungan rumah atau SR
dengan total panjang pipa sebesar 72.385 meter di Kota Medan dimana untuk harga
yang harus dibayar warga per bulannya, yakni untuk Rumah Tangga (RT) 1
dan Pelanggan Kecil (PK) 1 sebesar Rp 4.250 sementara Rumah Tangga (RT) 2
dan Pelanggan Kecil (PK) 2 sebesar Rp 6.250.
Dari jumlah yang terpasang itu, per 22 Maret lalu, SR beroperasi mencapai
1.404 unit. Pembangunan SR baru mencakup wilayah Tegal Sari Mandala, Medan
Area, dan Medan Denai.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas juga meminta dukungan kepada
pemerintah dan masyarakat untuk kiranya program ini dapat diteruskan dan
dilaksanakan kedepannya. Serta dapat memelihara pipa-pipa ini nantinya,
karena diperkirakan umur pipa tersebut bisa mencapai 50 tahun ke depan.
Pemerintah Indonesia bersama BUMN Migas sendiri telah menargetkan jumlah
Jaringan Gas (Jargas) mencapai 4,7 juta sambungan rumah tangga hingga tahun
2025 untuk mengurangi impor elpiji dan menekan subsidi elpiji.
Demikian disampaikan Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi MH diwakili
Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan saat menghadiri acara
Peresmian Jaringan Gas (Jargas),Selasa (26/3).
“Kita tentu berharap, pihak swasta akan makin terbuka mata, hati, dan
pikirannya untuk turut membantu menyukseskan program pembangunan Jargas
nasional ini,” jelas Syahnan.
Lebih lanjut lagi Syahnan menambahkan bahwa kegiatan pembangunan jaringan
gas bumi untuk rumah tangga di Kota Medan ini telah dilaksanakan sejak Tahun
2018 oleh Direktoral Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber
Daya mineral Republik Indonesia.
Kemudian Syahnan mengungkapkan, pembangunan Jargas ini adalah upaya
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih, murah, ramah lingkungan
dan efisien. Penggunaan Jargas akan mampu menghemat elpiji sebanyak 216 ton per
bulan dan mengurangi subsidi sebesar Rp 1,5 miliiar per bulannya.
“Dengan begitu nantinya akan makin banyak warga Kota Medan yang akan
menggunakan Jargas, sehingga warga kota Medan akan turut berperan serta secara
aktif dalam mengurangi penggunaan gas elpiji yang sebagian besar masih harus
diimpor,” ungkapnya.
Selanjutnya Peresmian Jargas Bumi Rumah Tangga ini ditandai dengan
pengguntingan pita dan pemecahan kendi oleh Asisten Ekbang dan Deputi Keuangan
dan Monetisasi SKK Migas. Kemudian peninjauan langsung ke rumah warga yang
sudah terpasang Jargas bumi.(Rd)