Medan,DP
News
Wakil Wali Kota Medan Ir H
Akhyar Nasution MSi didampingi Direktur SDM dan Umum Pelindo I M Hamied Wijaya
dan Dirut PT Prima Terminal Peti Kemas Jansen Sitohang memberikan tali
asih kepada sejumlah nelayan di Hotel Emerald Garden, Rabu (10/4). Tali asih
ini diberikan sebagai bentuk ganti rugi kepada nelayan yang terdampak reklamasi
pembangunan terminal peti kemas di Pelabuhan Belawan.
Berdasarkan hasil verifikasi
data yang dilakukan Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Medan
bersama PT Pelindo, tercatat sebanyak 3.228 nelayan menerima dampak dari
reklamasi tersebut. Sebab, lokasi pembangunan terminal peti kemas selama ini
menjadi kawasan bagi para nelayan menjaring ikan.Tak pelak jaring para
nelayan acap kali terganggu dan terhalang ketika menjaring ikan menyusul
pembangunan terminal peti kemas yang dilakukan. Menyikapi hal itulah PT Pelindo
dan PT Prima Peti Kemas memberikan tali asih sebagai wujud kepedulian
kepada para nelayan tersebut.
Pemberian tali asih kepada
3.228 nelayan dilakukan secara simbolis kepada 8 orang nelayan dalam bentuk
buku tabungan PT Bank Sumut disaksikan Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Ikhwan
Lubis, perwakilan Danlantamal II Belawan Letkol Marinir Felix Pakpahan, Kajari
Belawan Yusnani, Pimpinan Cabang Koordinator Medan Bank Sumut Julian Helmi dan
Kadis PKP Kota Medan Ikhsar Marbun, Camat Medan Labuhan Arrahman Pane, Camat
Medan Belawan Ahmad dan Camat Medan Deli Fery Suheri. Sedangkan total
biaya tali asih yang diberikan kepada 3.228 nelayan senilai Rp 10 miliar.
Usai pemberian tali asih,
Wakil Wali Kota mengatakan, reklamasi pembangunan terminal peti kemas tersebut
tidak bisa dihindarkan guna kemajuan perekonomian sebuah daerah termasuk
masyarakatnya. Oleh karenanya Wakil Wali Kota sangat menghargai dan
mengapresiasi para nelayan yang telah bersedia menerima tali asih. Artinya,
para nelayan mendukung percepatan pembangunan yang tengah dilakukan.
Dengan diberikannya tali asih
tersebut kepada para nelayan, Wakil Wali Kota berharap agar nelayan mampu
mengatur perekonomiannya. Apalagi, pembangunan terminal peti kemas tersebut
sebenarnya bertujuan agar memperlancar arus logistik ekspor dan impor barang,
sehingga harga-harga menjadi murah.
Atas dasar itulah Wakil Wali
Kota berharap nelayan dapat memahami bahwa pembangunan yang dilakukan bertujuan
untuk membangkitkan perekonomian masyarakat khususnya di wilayah Pelabuhan
Belawan.
Akhyar mengatakan, berbagai
kebijakan terkait kelautan ini harusnya sudah dilakukan sejak dahulu.
Apalagi, Indonesia adalah negara dengan jumlah pulau yang sangat banyak dengan
garis pantai terpanjang kedua di dunia. Sekaitan dengan itulah, guna mendukung
percepatan dan pertumbuhan ekonomi, reklamasi ini tidak bisa dihindari.
Selain itu tambah Akhyar lagi,
pembangunan pelabuhan besar dengan fasilitas lengkap menjadi salah satu
hal yang dibutuhkan, sekaligus menjadi magnet untuk sejumlah kapal agar singgah
dan bersandar di Pelabuhan Belawan. Hal tersebur bertujuan, agar Pelabuhan di
Indonesia, khususnya Pelabuhan Belawan mampu bersaing dengan pelabuhan dari
negara lain.
‘’Pelabuhan di Indonesia harus
mampu melakukan evaluasi untuk memangkas berbagai biaya di pelabuhan agar lebih
efisien dan efektif, termasuk menurunkan tarif kapal-kapal besar yang akan
masuk ke wilayah Pelabuhan Belawan,’’ ungkapnya.(Rd)