Jakarta,DP News
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu peningkatakan produksi
komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya tanaman hias yang
memiliki potensi pasar ekspor.Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi
membeberkan Indonesia kaya akan komoditas tanaman hias. Buktinya, terdapat 173
jenis tanaman hias dengan ribuan jenis varietas yang tersebar di berbagai
daerah, salah satunya yang tengah dikembangkan di Desa Nglurah, Kecamatan
Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
"Lokasi desa ini sangat strategis, dataran tinggi dan daerah tujuan
wisata. Desa Nglurah menjadi sentra tanaman hias dengan 130 jenis tanaman
antorium, krisan anggrek, pakis, kaktus, bonsai, dan lainnya," demikian
dikatakan Suwandi dalam rilis yang diterima Komaps.com, Jumat (19/4).
Ujaran itu diutarakan saat meninjau budidaya tanaman hias di Desa Nglurah,
Jumat. Hadir Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabuoaten Karanganyar
Supramnaryo dan para petani.
Suwandi menyebutkan hingga saat ini Kementan terus mendorong sentra tanaman
hias sejenis di daerah lain agar produksi dan volume ekspor semakin meningkat
setiap tahunnya. Tanaman hias biasanya tumbuh subur di dataran tinggi, seperti
di Brastagi, Solok, Puncak, Lembang, Tawangmangu, dan Batu Malang.
"Kami targetkan tanaman hias yang petani produksi berkualitas ekspor
agar pendapatan petani dan negara meningkat. Ini pasti bisa karena tanaman hias
kita memiliki daya saing yang tinggi di pasar dunia," terangnya.
"Keunggulan lainnya, tanaman hias kita bisa memberikan kasih sayang
bagi para pecinta bunga," tambah Suwandi.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Karanganyar, Supramnaryo menuturkan budidaya tanaman hias di Desa Nglurah
Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar ini melibatkan 850 Kepala Keluarga
(KK) di 14 Rukun Tetangga (RT). Tanaman hias yang dikembangkan cukup banyak,
yakni sebanyak 80 jenis.
"Berbagai jenis tanaman hias di sini diminati pasar dan memasok ke
seluruh Indonesia, melibatkan 850 pedagang, dan dipasarkan langsung ke
hotel-hotel dan pelaku usaha dekorasi," tuturnya.
Adapun harga tanaman hias di daerah ini bervariasi, yakni tergantung
jenisnya. Ia menjelaskan, ada yang dihargai Rp 2.000 hingga Rp 500.000
per pot. Petani menjualnya dalam bentuk ikat.
Wagimin, salah seorang petani tanaman hias dari Kelompok Tani Taman Sari,
Desa Nglurah, Tawangmangu mengatakan dirinya sudah lama menggeluti budidaya
tanaman hias yang jenisnya pun bermacam-macam.
Hingga saat ini, lanjut Wagimin, budidaya tanaman hias di daerah
Tawangmangu sangat prospektif. Pasalnya, permintaan pasar dalam negeri saja
semakin meningkat," ujarnya.
Sementara itu, Heru, petani bunga krisan di Desa Lebak, Kecamatan
Tawangmangu mengatakan sudah 8 tahun bertani tanaman hias krisan. Ia
menjelaskan ada 10 jenis bunga krisan di tempatnya.
”Setiap seminggu bisa panen 250 ikat. Kadang sehari bisa 100 ikat. Harga Rp
25.000 per ikat,” katanya.Adapun permintaan pasar cukup banyak, kata dia. Saat
ini orang banyak menggunakan bunga asli untuk dekorasi.(Rd/Detik.Com)