Jakarta,DP News
Sudah 14 kali gempa mengguncang Sumenep, Madura, Jawa
Timur, hingga sore ini. Itu merupakan gempa susulan pasca gempa pertama
terjadi, Selasa (2/4). Kekuatan gempa menurun dibandingkan gempa pertama.
"Catatan kami, sampai sore ini sudah 14 kali gempa susulan terjadi, setelah gempa pertama terjadi di Sumenep," ujar Kepala Stasiun Geofisika Karangkates, Kabupaten Malang, Musripan kepada detikcom, Rabu (3/4).
Musripan mengaku, gempa susulan memang kerap terjadi setelah terjadi gempa besar yang berpusat di suatu daerah. Hal itu dikarenakan adanya pergerakan sesar pada lempengan bumi pasca terguncang getaran gempa Sumenep yang pertama.
"Pergerakan sesar akan terus terjadi sampai menemukan keseimbangan. Ibarat kita membelah bambu," ungkapnya saat dihubungi, Rabu sore.
Dia bahkan menyebut, gempa bumi melanda Lombok beberapa lalu, sampai saat ini terus berlanjut dengan terjadi gempa namun skalanya menurun. "Gempa Lombok berbulan-bulan lalu saja, sampai sekarang masih disusul gempa dengan skala kecil," tambahnya.
Gempa susulan, sambung dia, cenderung tidak memberikan dampak karena kekuatannya berbeda dengan gempa yang pertama terjadi. "Sekitar pukul 15.32 WIB tadi, gempa magnitudo 4,5 terjadi yang berpusat di 81 kilometer tenggara Sumenep," terangnya.
Dia menambahkan, ada perbedaan antara gempa Sumenep dengan gempa yang berpusat di Samudera Hindia atau pantai selatan Pulau Jawa. Meskipun sama-sama di karenakan adanya tumbukkan sesar atau lempengan.
"Kalau yang di Sumenep ini di karenakan tumbukan sesar yang tak begitu besar. Berbeda dengan tumbukan lempeng Indo Australia dan Eurasia yang terjadi di perairan selatan Pulau Jawa. Dan akan mengakibatkan dampak yang berbeda," bebernya.
"Catatan kami, sampai sore ini sudah 14 kali gempa susulan terjadi, setelah gempa pertama terjadi di Sumenep," ujar Kepala Stasiun Geofisika Karangkates, Kabupaten Malang, Musripan kepada detikcom, Rabu (3/4).
Musripan mengaku, gempa susulan memang kerap terjadi setelah terjadi gempa besar yang berpusat di suatu daerah. Hal itu dikarenakan adanya pergerakan sesar pada lempengan bumi pasca terguncang getaran gempa Sumenep yang pertama.
"Pergerakan sesar akan terus terjadi sampai menemukan keseimbangan. Ibarat kita membelah bambu," ungkapnya saat dihubungi, Rabu sore.
Dia bahkan menyebut, gempa bumi melanda Lombok beberapa lalu, sampai saat ini terus berlanjut dengan terjadi gempa namun skalanya menurun. "Gempa Lombok berbulan-bulan lalu saja, sampai sekarang masih disusul gempa dengan skala kecil," tambahnya.
Gempa susulan, sambung dia, cenderung tidak memberikan dampak karena kekuatannya berbeda dengan gempa yang pertama terjadi. "Sekitar pukul 15.32 WIB tadi, gempa magnitudo 4,5 terjadi yang berpusat di 81 kilometer tenggara Sumenep," terangnya.
Dia menambahkan, ada perbedaan antara gempa Sumenep dengan gempa yang berpusat di Samudera Hindia atau pantai selatan Pulau Jawa. Meskipun sama-sama di karenakan adanya tumbukkan sesar atau lempengan.
"Kalau yang di Sumenep ini di karenakan tumbukan sesar yang tak begitu besar. Berbeda dengan tumbukan lempeng Indo Australia dan Eurasia yang terjadi di perairan selatan Pulau Jawa. Dan akan mengakibatkan dampak yang berbeda," bebernya.
Gempa pertama kali terjadi di Sumenep sekitar pukul
08.22 Wib, Selasa (2/4). Gempa berkekuatan magnitudo 5.0 terjadi di utara
Kabupaten Situbondo dan Tenggara Kabupaten Sumenep atau di 7.24 Lintas Selatan,
114.60 Bujur Timur.
Gempa tersebut berdampak di Situbondo, Jember,
Banyuwangi dan Pulau Ra'as Sumenep. Gempa ini membuat 2 pelajar ringan di
Sumenep luka karena berlarian keluar dari ruangan.
Bahkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sempat dihentikan 15 menit. Selain itu tembok sekolah SMA Alfanisa dan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) retak-retak dan plafonnya berjatuhan. Gempa kedua terjadi pukul 20.09 WIB itu berkedalaman 16 km. BMKG mengabarkan gempa itu berpusat di laut sekitar 78 Km arah tenggara dari Sumenep.
Bahkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sempat dihentikan 15 menit. Selain itu tembok sekolah SMA Alfanisa dan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) retak-retak dan plafonnya berjatuhan. Gempa kedua terjadi pukul 20.09 WIB itu berkedalaman 16 km. BMKG mengabarkan gempa itu berpusat di laut sekitar 78 Km arah tenggara dari Sumenep.
Gempa dirasakan di Raas dan Sapudi dengan skala MMI
II. Skala tersebut artinya getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda
ringan yang digantung bergoyang.
Gempa ketiga terjadi sekitar pukul 15.32 WIB, Rabu (3/4/2019). gempa bermagnitudo 4,5 berpusat di darat 81 KM tenggara Sumenep, dengan kedalaman 10 Km.
(Rd/detik news)
Gempa ketiga terjadi sekitar pukul 15.32 WIB, Rabu (3/4/2019). gempa bermagnitudo 4,5 berpusat di darat 81 KM tenggara Sumenep, dengan kedalaman 10 Km.
(Rd/detik news)