Notification

×

Iklan

Iklan




Lorena Surbakti,Wanita Berdarah Karo ‘Rebut’ Bisnis Transportasi,Miliknya Kaum Pria

, Minggu, April 21, 2019


Jakarta,DP News
Jarang sekali wanita yang bergelut di bidang transportasi dan logistik. Sebab itu sektor ini masih melekat dengan profesi kaum pria.
Namun beruntung, di Indonesia ada satu wanita Indonesia yang berkecimpung di bisnis transportasi dan logistik ini. Namanya Eka Sari Lorena Soerbakti, Vice President Director Lorena Transport Group. Dia juga Managing Director PT Eka Sari Lorena (ESL Express), PT Eka Sari Lorena Logistics (ESL Logistics), dan Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk.
Nama perusahaan yang terakhir disebut itu adalah salah satu emiten atau perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham LRNA dan dipimpin sang ayah, Gusti Terkelin Soerbakti (GT Soerbakti), salah satu tokoh di sektor transportasi Indonesia.
Eka mengakui bahwa jumlah wanita yang bergelut di bisnis ini memang masih kurang dari 5%. Tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia, perempuan yang berbisnis di sektor ini masih bisa dihitung dengan jari.
"Pertama-tama, tidak semua industri itu bisa women friendly karena tidak semua efektif dan efisien bagi wanita. Tapi tentunya memiliki passion dan bersungguh-sungguh akan beda lagi ceritanya dan itu mungkin tidak ada yang tidak mungkin," ujar Eka kepada CNBC Indonesia, pekan lalu.
Dia menuturkan bahwa sebenarnya banyak wanita yang ingin berkecimpung di bidang tersebut. Hanya saja, sebagian dari mereka seakan terusik oleh stigma bahwa industri transportasi dan logistik itu dunianya kaum pria. Padahal, menurutnya, bekerja di bidang yang didominasi oleh pria justru menguntungkan dirinya.
"Kita jadi lebih mudah terlihat, baik penampilan maupun pemikiran kita. Di dunia seperti ini, wanita jangan takut duluan," kata dia.
Wanita yang bisa menerbangkan pesawat dan memiliki sertifikat private pilot license ini juga memberikan kisah bagaimana awalnya dia berkecimpung di sektor ini.
Eka sedari kecil sudah diperkenalkan oleh sang ayah yang menjadi pengusaha angkutan umum darat.
"Kebetulan dari usia muda sudah diperkenalkan oleh transportasi oleh orang tua. Saya suka hal yang menantang dan saya dulu tomboy. Kemudian saya berpikir kenapa saya tidak berkecimpung saja pada kesempatan ini karena banyak peluang dan dapat ter-develop dengan baik," kata dia.
Karier Eka dimulai sejak ia bergabung dengan Lorena tahun 1995 sebagai asisten sang ayah.
Bekal akademik Eka tak bisa dianggap enteng. Dia pemegang gelar Master of Busines Administration (MBA) dari University of San Francisco, California, dan Master of Science International Business (MSc.) dari Salve Regina University Newport, Rhode Island, Amerika Serikat. Top bukan.
Dia pun menjadi staf pemasaran Lorena & Karina Transport. Selama 2 tahun kemudian, ia naik pangkat menjadi manajer operasional.
Tak berhenti di situ, Eka pun kemudian turut menyumbangkan ide cemerlangnya untuk mengembangkan bisnis angkutan barang, sehingga lahirlah ESL Express. Ia lantas diberi tanggung jawab untuk menjadi direktur.
Di bawah arahannya, kini ESL Express sukses menjangkau 33 provinsi di Indonesia. Ia juga turut mengembangkan jasa angkutan penumpang, sehingga kini di bawah bendera Lorena Group sudah ada 12 anak perusahaan. Sebagian besar bergerak di bidang angkutan barang dan penumpang.
"Bisnis awalnya bus antar-kota antar-provinsi kita bangun logistik supply chain [rantai pasokan]. Terus merambah ke tempat lain tidak hanya hanya transportasi dan angkutan barang," paparnya.
Tantangan SDM?
Terhitung hingga saat ini, Eka memiliki 8.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Meski begitu kendala terbesar adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan memiliki pemikiran yang sama.
Dia berharap industri ini bisa tumbuh dan lahir pengusaha-pengusaha muda yang lebih sukses darinya. Mantan Ketua DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda) periode 2010-2015 ini juga berharap pemerintah bisa memberikan pendidikan soal industri ini khususnya bagi wanita.
Pertama, pendidikan menitikberatkan bagaimana membangun dan membina karier itu masuk dalam kurikulum kejuruan baik tingkat pendidikan formal maupun vokasi yang mengedepankan peranan wanita. "Perempuan itu banyak nilai lebih, karena perempuan pendengar yang baik, empati, perfeksionis dan efisien," ungkapnya.
Di balik sukses yang ia raih saat ini, Eka mengakui ada sosok-sosok hebat yang menopangnya. Ayah menjadi role model bagi Eka karena banyak mengajarkan berbagai hal dan selalu semangat serta peduli pada sesama, tak hanya bagi keluarga, tapi juga lingkungan setempat.
"Saya sangat mengidolakan ayah saya beliau menyerah selalu medapatkan hasil terbaik selalu loyal kepada, keluarga, saudara dan sekitar. Saya dengar ini dari orang lain. Saya juga menganggumi ibu saya dia adalah pendoa yang baik dan suami saya [inspirasinya]," kata Eka.
(Rd/Detik.com)


| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |