Warga Melcem melawan pihak perusahaan yang mengerahkan alat berat dan mengancam akan maksi demo ke Kantor BP Batam untuk mengadukan penggusuran di tempat tinggalnya.(INDRALIS)
Batam,DP News
Puluhan warga di kawasan Melcem, Sungai Tering II, RT 02,RW 04
Kelurahan Tanjung Sengkuang,Kecamatan Batu Ampar melawan bahkan mengancam akan melakukan pembakaran alat berat beko milik
PT.Limanda.
Pasalnya perusahaan tanpa konfirmasi dan pemberitahuan tiba - tiba
sudah mendatangkan alat berat di belakang rumah warga hendak melakukan
pemotongan lahan di sekitar rumah penduduk,Kamis,9 Mei siang sehingga terjadi keributan .
Dari informasi yang diterima , antara warga dengan perusahaan
sudah sering berselisih paham secara lisan, hal ini dipicu karena janji
perusahaan ke warga tidak pernah ditepati. Salah satunya soal batas lahan
antara warga dengan perusahaan, dan tidak adanya pemberitahuan awal dari
perusahaan, dan tidak adanya pemberitahuan awal dari perusahaan alat berat.
Dalam adu mulut antara pihak perusahaan dengan warga setempat, warga
meminta agar beko yang akan melakukan pengorekan lahan segera meninggalkan
lokasi, jika tidak, warga mengancam akan membakar alat tersebut secara
masa beramai - ramai dengan penduduk setempat.
Ketua RT 02,RW05 Sungai Taring , Ramli Nasution mengatakan kepada
wartawan di lokasi bahwa perusahaan yang punya lahan itu tidak bertanggung
jawab kepada warganya bahkan membuat trauma sebab dengan tiba - tiba
mendatangkan alat berat ke lokasi.
Sebaiknya pihak perusahaan itu ada transparansi dengan warga dan
perangkat RT dan RW disini. Kalau ingin melakukan pemotongan lahan itu ada
komunikasi dengan kami dan memberitahukan batas - batas lahannya itu, jangan
main hajar saja, " Ujar Ramli kepada awak media di lapangan.
Menurut Ramli, jika pihak
perusahaan itu, yakni PT.Limanda yang diwakili
Burhan mengadakan komunikasi dengan warga RTdan RW maka warga tidak akan
resah dan akan menerimanya.
Namun kalau tidak ada
pemberitahuan dulu maka siapapun orangnya maka pasti akan berontak marah ,
kalau ada korban jatuh siapa yang yang bertanggung jawab,"ungkap Ramli.
Dijelaskan Burhan, pengawas dari perusahaan itu tidak pernah jujur dan
terbuka sebab sebelum dilakukan
penggusuran rumah warga dan pemotongan lahan, dia buat janji - janji manis
dengan warga, yakni akan membuat kan jalan yang bagus.
Namun hal itu tidak pernah terealisasi malah yang ada saat ini jalan
yang sangat terjal sehingga sangat susah dilalui apa lagi buat anak - anak
sekolah pulang.Sangat miris kita lihat kondisi jalan disini,ujarnya.
Lurah Tanjung Singkuang Yanuar Pribadi mengatakan bahwa keributan
antara warga dengan perusahaan itu adalah karena miss komunikasi saja, yaitu
pihak perusahaan yang diwakili Burhan sebagai tuan takur tanah tidak ada
komunikasi dengan warga bahwa akan melakukan pemotongan lahan itu.
Selain itu kata Yanuar, keributan itu terjadi juga dikarenakan tidak
adanya koordinasi tentang batas - batas dari tanah perusahaan itu yang
sebenarnya . Oleh itu warga meminta kejelasan dan tranparasi dari pihak perusahaan
itu terkait batas lahannya.
Menurut untuk selusi sementara supaya tidak terjadi lagi keributan,
maka pihak perusahaan tidak boleh dulu melakukan pemotongan lahan itu dan harus
memperlihatkan HPL nya dan kepada warga setempat.
Besok kata lurah akan diadakan petemuan rapat dengan Camat Batu Ampar
Drs Tukijan,pihak perusahaan dan juga kepolisian. Untuk waktunya akan
kita kordinasikan dulu dengan camat setempat agar masalah ini bisa
diselesaikan.(Indralis