Notification

×

Iklan

Iklan




Ratusan Massa Unjuk Rasa di DPRD Sumut,Tuntut Bawaslu Ungkap Kecurangan Pemilu

, Kamis, Mei 23, 2019


Medan,DP News
Aliansi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumatera Selatan di Jalan Imam Bonjol, Medan, Kamis (23/5). Ada delapan tuntutan yang disampaikan massa aksi, yakni tentang Pemilu dan pendidikan.
Namun, lebih dari dua jam berunjuk rasa, tak ada satu pun wakil rakyat yang turun menemui mereka. Koordinator aksi, Ridho Fahrezy mengatakan, aliansi HMI Komisariat Bersatu ini terdiri dari 16 komisariat HMI di 6 universitas di Sumatera Utara. Mereka memulai aksinya dengan membakar dua ban bekas dan membaca puisi pada pukul 16.23 WIB.
Saat massa berorasi di belakang kawat berduri, Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing menyapa pengunjuk rasa dari dalam pagar gedung DPRD Sumut melalui pengeras suara. Namun sapaannya ditolak massa aksi karena mereka merasa tidak dihargai polisi berbicara dari balik pagar.
Martuasah berupaya membujuk dengan mempersilakan massa aksi menyampaikan aspirasinya. Tak lama kemudian Martuasah pun mundur. Petugas kepolisian mencoba menarik kembali kawat berduri yang sempat diseret massa hingga ke seberang jalan. Di saat itu pula massa kembali menginjak-injak kawat berduri sembari bernyanyi.
 "Ternyata, kita sudah nyanyi-nyanyi begini pun, tak ada satu pun pihak dari DPRD dan kepolisian yang berani turun ke sini menjumpai kita di sini," katanya. Lebih dari satu jam massa terus berorasi dan memanggil-manggil nama Wagirin Arman, Ketua DPRD Sumut. Namun tak satu pun perwakilan DPRD menemui mereka.
"Kami ingin bernegosiasi. Kami di sini melakukan aksi damai. Ternyata, sudah dua lagu kita (kami) nyanyikan di sini, tidak ada dari DPRD dan kepolisian yang datang ke sini," teriak seorang orator. Merasa tidak ada yang menanggapi, massa kembali kemudian membacakan 8 tuntutan. Pertama mengusut tuntas meninggalnya 527 petugas KPPS.
Kedua, evaluasi kinerja KPU dan Bawaslu. Ketiga, meminta pertanggungjawaban pemerintah atas demokrasi dan pendidikan politik kepada masyarakat. Keempat, massa menuntut netralitas Polri dan TNI.
Kelima, meminta klarifikasi tindakan represif Polri terhadap massa aksi. Keenam, meminta klarifikasi Bawaslu terkait kecurangan dalam pemilu. "Ke tujuh, kami meminta perbaikan peningkatan fasilitas pendidikan dan efektivitas dana BOS.
Dan, terakhir kami menuntut supremasi hukum dan HAM," ujar seorang orator. Tak lama kemudian, sekitar ukul 17.30 WIB, massa membubarkan diri secara teratur. Sementara itu, di halaman gedung DPRD Sumut, petugas kepolisian tampak berjaga-jaga.(Kompas.com/Rd)


| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |