Jakarta,DP News
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menemukan juara sayembara
daur ulang alat peraga kampanye 2019.Dari total 193 orang yang mengirim, telah
dipilih tiga pemenang serta tujuh nominator lainnya.
Pengumuman juara disampaikan langsung Ganjar Pranowo bersama dewan juri yang terdiri dari Yuli
Mujiasih (pelaku UMKM recycle), Sri Sumiati (dosen Teknik Lingkungan Undip),
serta seorang wartawan senior Ganug Nugroho.Ganjar mengatakan, penilaian
tersebut murni dilakukan oleh para profesional di bidangnya.
"Ada tiga aspek penilaian yang dilakukan
oleh dewan juri, yakni dilihat dari segi kegunaan, kreativitas, dan
originalitas," kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya.
Meski memiliki selera tersendiri, Ganjar tidak
mengintervensi penilaian yang dilakukan dewan juri.
Atas dasar penilaian tersebut, lanjut Ganjar,
dewan juri telah menetapkan tiga juara inti dan tujuh nominator.
Juara pertama jatuh kepada karya daur ulang
alat peraga kampanye (APK) yang dibentuk menjadi lukisan siluet wajah Ganjar
Pranowo karya Faruq, pemuda asli Temanggung.
Juara kedua diraih oleh Deny, pemuda asal
Blora yang menempuh pendidikan teknik mesin di Universitas Negeri Semarang
(Unnes) dengan karya pagar hidroponik dan aquarium.
Sementara itu, juara ketiga diraih oleh Wahyu
yang membuat Joglo khas Kudus.
Sri Sumiati mengatakan, ketiganya memiliki
keunggulan masing-masing, baik dari tingkat kesulitannya sampai kemudahan
proses reduce-nya.
"Juara satu lebih ke bahan serta
kerumitan karya dan kegunaan umum," katanya.
Dia juga mengatakan, kalau bahan dari APK ini
tidak dimanfaatkan dengan baik akan mencemari lingkungan.
"Intinya menjaga lingkungan dengan
kreatif. Recycle, reduce," tambahnya.
Sang juara kedua, Deny mengatakan, dirinya
harus mengajak tiga kawannya agar turut bergabung untuk membuat pagar
hidroponik.
"Kami tahunya di hari terakhir pak Ganjar
membuat sayembara. Pada pukul tiga sore lombanya sudah hampir berakhir.
Akhirnya kami bergerak cepat," katanya.
Di tengah menggebunya semangat Deny dengan
para kawannya itu, dia mengaku putus asa karena susahnya bahan baku atau APK
karena sudah masuk masa tenang kampanye yang artinya semua APK telah dicopot.
Namun, ia tak menyerah sampai di situ. Bersama
rekannya, Deny mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jateng untuk meminta APKB yang masih belum
terpakai.
"Dikasih, tapi cuma dua lembar. Ya
akhirnya jadi pagar hidroponik," katanya.
Atas prestasi tersebut, para juara pun berhak
mendapat uang penghargaan masing-masing sebesar Rp 7 juta untuk juara pertama,
Rp 3,5 untuk juara kedua, dan Rp 2,5 untuk juara ketiga.
Sementara itu, tujuh nominasi lainnya
mendapatkan uang tunai masing-masing senilai Rp 1 juta.
Tujuh pemenang tersebut di antaranya adalah
Fores Migunani dari Magelang dengan karya pelampungnya, Munib Habibi dari
Semarang dengan karya kaligraf, dan Aliyah dari Boyolali dengan payung
kecilnya.
Selain itu, ada Sina dari Sukoharjo yang
membuat tempat pensil, Vita dari Malang yang membuat tas raket, Ririn
Prabandari dari Semarang yang membuat dompet anyaman, dan terakhir ada Michelle
dari Malang yang membuat tas atau boks belanja.(kompaas.com/Rd)