Gubernur Sumut Edy Rahmaydi
meninjau angkutan mudik Lebaran di Bandara Kualanamu, Sabtu lalu (dok Biro Humas
dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut)
Medan,DP News
Harga tiket pesawat nasih terus
melambung menjelang lebaran kali ini.Bukan hanya calon penumpang yag prihatin,Gubsu
Edy Rahmayadi pun angkat bicara.Sampai,Senin (3/6) harga tiket masih bercokl di
titik termahal padahal pemerintah sudah menetapkan lebaran,Kamis(5/6) nanti.
Sebelumnya,Gubernur Sumatera Utara
Edy Rahmayadi mengatakan, Bandara Internasional Kualanamu di Kabupaten
Deliserdang, Sumatera Utara, juga terdampak mahalnya harga tiket pesawat.
"Bandara ini kalau turun 30
persen, setengah mati mereka memeliharanya," kata Edy saat meninjau
fasilitas dan kesiapan layanan mudik Lebaran di Bandara Internasional Kualanamu
Edy pun berharap, persoalan
mahalnya harga tiket ini segera diselesaikan karena merugikan masyarakat
sebagai penumpang.
“Harga tiket ini tinggi tentu merugikan
masyarakat, ada yang tidak bisa pulang kampung jadinya. Nanti kami kaji
masalahnya dan segera cari solusinya. Saya belum dapat, kenapa sebenarnya ini
(harga tiket mahal)," uapnya.
Direktur Keamanan Penerbangan
Kementerian Perhubungan Dadun Kohar menegaskan, tarif setiap maskapai
penerbangan saat ini sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Kementerian
Perhubungan.
Semua maskapai, lanjut dia, harus
mematuhi batas itu. Ketika ada yang melebihi batas, maka kementerian akan
dilakukan pemanggilan terhadap maskapai tersebut. "Sampai saat ini, semua
(maskapai) menaati peraturan. Masalah harga yang tinggi, kemarin harganya sudah
diturunkan 16 persen,” kata Dadun.
Executive General Manager Angkasa
Pura II Cabang Kualanamu Bayuh Iswantoro mengatakan, pada 31 Mei 2019 jumlah
penumpang Bandara Kualanamu sebanyak 23.117 orang. Jumlah tersebut menurun 29,6
persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Untuk pesawat, juga
turun 22,8 persen dibandingkan 2018.
"Tapi bila dibandingakan hari
biasa, terjadi lonjakan 16 persen. Hari biasa itu, kami sekitar 15.000-an
penumpang menjadi 23.000 – 24.000 saat ini,” ucap Bayuh. (kompas.com/Rd)