Medan,DP
News
Pendapatan
asli daerah (PAD) Rp 1,63 triliun dari segi retribusi parkir untuk kota sebesar
Medan masih tergolong rendah. Anggota Komisi C DPRD Medan Dame Duma Hutagalung inipun heran kenapa kenaikan PAD tidak
signifikan padahal potensinya cukup besar.
“Lihat
perdagangan di Medan tidak ada sepinya, segala sektor berkembang
pesat. Restoran, hotel, kuliner di supermarket tidak pernah berhenti
setiap hari. Belum lagi dari properti, parkir, reklame, perizinan dan lainnya,”
kata wanita yang akrab dipanggil Dame ini kepada wartawan, Kamis (20/6).
Menurut
dia tidak mau menuduh adanya kebocoran atau permainan dari pihak OPD terkait
terhadap dunia usaha. Tapi dia meyakinkan Rp 1,63 triliun PAD Medan belum
menggembirakan. Jika dilihat dari sudut bisnis, Pemko rugi besar mengelola
Medan.
Dia
melihat, pendapatan dari parkir saja sudah bisa untung besar, karena di hampir
setiap sudut Medan ada parkir tepi jalan. Bahkan sampai 24 jam,
akhir pekan Sabtu dan Minggu saja parkir masih dikutip juru parkir. Belum lagi
parkir lingkungan seperti di plaza, hotel, rumah sakit dan gedung lainnya.
Sebagai
“manajer” ,walikota harus punya keberanian dalam memimpin. Kalau Dinas
Perhubungan tidak bisa mengelola parkir dengan baik, sebaiknya diserahkan
kepada pihak ketiga dengan cara ditenderkan.
“Pasti
banyak yang mau ikut lelang tendernya, parkir ini bisnis menguntungkan dan
terus berkembang karena kenderaan setiap tahun makin bertambah. Saya yakin, Rp
600 juta PAD bisa didapat dari parkir kalau diserahkan kepada pihak ketiga,”
ungkapnya.
Dia
heran, Dinas Perhubungan dibebankan target PAD hanya Rp 43 miliar, di tri wulan
pertama tahun 2019 pendapatan parkir baru Rp 5,7 miliar. Rendahnya target
tersebut cukup mencengangkan melihat tumbuh suburnya lahan parkir.
“Kita
harus prihatin terhadap Kota Medan kerap mendapat kritikan. Karena kota-kota
lain sudah berlomba-lomba untuk maju tapi Medan masih tertinggal. Kita berharap
wali kota mau serius membenahi Kota Medan, memberi kebijakan yang tegas kepada
OPD agar PAD makin tinggi sehingga seluruh wilayah Medan mendapat pembangunan,”
tuturnya.(Rd)