Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi
menghadiri Rapat Kabinet Terbatas tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata
Prioritas yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan Republik
Indonesia, Jakarta, Senin (15/7).
Jakarta,DP
News
Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut) masuk menjadi salah satu
destinasi pariwisata prioritas dan super prioritas, yang akan dikebut
pembangunannya oleh pemerintah pusat. Selain Mandalika, Manado, dan Labuan Bajo
di NTT.
Hal
itu terungkap dalam Rapat Kabinet Terbatas tentang Pengembangan Destinasi
Pariwisata Prioritas yang dipimpin Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), di Kantor
Kepresidenan RI, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (15/7).
Rapat
terbatas yang dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan sejumlah menteri
tersebut, juga dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Gubernur Nusa Tenggara
Timur (NTT) Viktor Laiskodat, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB)
Zulkieflimansyah, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Gubernur Jawa
Tengah Ganjar Pranowo.
“Rapat
sore ini akan dibahas mengenai pengembangan destinasi pariwisata prioritas.
Tiga tahun lalu sudah disampaikan bahwa akan dibangun 10 bali baru tetapi
sekarang kita memang baru memberi prioritas pada 5 lokasi terlebih dahulu,”
kata Presiden Jokowi.
Destinasi
pariwisata yang menjadi prioritas dan super prioritas, yang akan dikebut
pembangunannya antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.
Namun, menurut Jokowi masih ada masalah yang harus dituntaskan di beberapa
lokasi wisata prioritas tersebut.
Pertama,
terkait masalah pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih perlu
dibenahi dan ditata lagi. Kedua, soal akses dan konektivitas menuju kawasan
Destinasi Pariwisata Prioritas. Menurut Presiden, masih banyak yang perlu
dibenahi, seperti airport, runway yang masih kurang panjang, konektivitas jalan
ke tujuan wisata dan dermaga/pelabuhan. “Semuanya perlu dibenahi secepatnya,”
tegas Presiden.
Presiden
juga memerintahkan para menteri agar tahun ini digarap dan tahun depan selesai,
karena ada peluang yang besar untuk menarik wisatawan mancanegara yang dapat
menghasilkan devisa sebanyak-banyaknya.
Ketiga, menurut Presiden, fasilitas yang tersedia di lokasi wisata
perlu dicek secara baik. Presiden meminta pemerintah provinsi, kabupaten/kota
untuk turun ke bawah, sama-sama membenahi. Misalnya penataan pedagang kaki
lima, penataan resto kecil, dan penyediaan toilet.
Keempat,
berkaitan dengan SDM. Presiden berpesan agar gubernur, bupati dan walikota
gotong royong menangani pedagang, pemilik hotel, dan pemilik kapal. “Semuanya
diberikan training dan pelatihan, sehingga mereka bisa mampu melayani wisatawan
dengan baik, dengan keramahtamahan dan senyuman,” katanya.
Kelima,
Presiden mengatakan, berkaitan dengan produk-produk yang ada di kawasan wisata
tersebut, pasar seni dan budaya yang perlu ditampilkan. Misalkan tarian tradisi
yang ada. Presiden memerintahkan Bekraf untuk bisa menyuntikkan dana untuk
kostum penari sehingga bisa diperbarui.
Terakhir,
Presiden mengarahkan agar promosi pariwisata yang dilakukan secara
besar-besaran dan secara terintegrasi. Sehingga mendapatkan multiplier effect
yang besar, juga memberikan pertumbuhan pada ekonomi daerah dan nasional.
Pengembangan Danau Toba
Pada
kesempatan itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan, ada beberapa isu
strategis yang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dalam
pengembangan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas dan super
prioritas. Di antaranya, belum optimalnya kunjungan wisatawan ke Kawasan Danau
Toba. Menurunnya kualitas lingkungan Danau Toba akibat limbah industri,
domestik dan KJA. Belum meratanya kualitas infrastruktur jalan di Kawasan Danau
Toba, serta kurangnya aksesibilitas/jalan alternatif menuju Kawasan Danau Toba.
Untuk itu, kata Gubernur,
diperlukan strategi pengembangan parisiwasata Danau Toba, yaitu optimalisasi
penataan infrastruktur, fasilitas sosial dan fasilitas umum, penguatan budaya
pendukung pariwisata, keberlangsungan ekologi Danau Toba, peningkatan kualitas
lingkungan, pengendalian penduduk, serta prioritas Apbd dan peran serta APBN.
Terkait peningkatan infrastruktur, jelas Edy Rahmayadi, akan
diimplementasikan melalui pembangunan Tol Medan – Tebingtinggi – Siantar –
Parapat. Pembangunan outer ringroad Samosir, pengembangan Bandara Kuala Namu
dan Silangit-Sibisa. Pengembangan pelabuhan dan memperlancar rute jalan ke
Danau Toba.
Sedangkan
untuk fasilitas umum dan sosial, akan dibangun fasilitas ibadah (musholla),
restoran/kliner halal, tourism information centre (Tic) 2 buah/kabupaten
sekitar Danau Toba, toilet bersih (1 buah tiap jarak 5 km), parking area di
setiap objek wisata, hotel bintang, serta kios souvenir atau centra UKM.
Pelestarian
budaya pendukung pariwisata, kata Edy, akan dilakukan melalui peningkatan
pendidikan formal dan non formal kepariwisataan, pelestarian cagar budaya,
penguatan hospitality/pelayanan kepada wisatawan, dan pendidikan guide/pemandu
wisata.
Untuk
pelestarian lingkungan (ekologi), terangnya, diimplementasikan melalui
peningkatan kualitas air danau dengan pengurangan kerambah jaring apung,
pengendalian limbah domestik (pemukiman), pengendalian limbah industri,
pengendalian sampah dan pengendalian kerusakan hutan.
Selain
itu, terkait ketersediaan lapangan kerja akan diutamakan penduduk lokal. Juga
akan dilakukan pemberdayaan peningkatan organisasi kemasyarakatan, bimbingan
teknis dan fasilitasi di bidang pariwisata, serta pemberdayaan masyarakat terhadap
sadar wisata.
“Pemprov
Sumut, juga menjadikan strategi pengembangan kawasan Danau Toba dalam
pembangunan Sumut, melalui priortas APBD, penanan APBN, CSR dan investor,”
jelas Gubernur Edy Rahmayadi.(Humas Pemprovsu/Rd)