Medan,DP News
Gubsu Edy Rahmayadi berharap dengan normalisasi sampai tahun 2022,seluruh
sungai yang ada di Kota Medan bersih sehingga nyaman dipergunakan.Sembilan
sungai di Kota Medan yang harus segera ditangani. BWS telah menyiapkan anggaran
Rp1 triliun.
Edy Rahmayadi bersama Wakil Wali Kota Ir H Akhyar Nasution MSi, Dandim Kol
Inf Roy Hansen J Sinaga beserta unsur Forkopimda Sumut dan Kota Medan
menyaksikan langsung dimulainya normalisasi pelebaran alur Sungai Bedera
yang melintasi Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Selasa (20/8) petang. Secara
simbolis pelebaran alur Sungai Bedera dilakukan di kawasan Jalan Asrama,
tepatnya kawasan Pergudangan Paragon.
Pengorekan sungai yang dilakukan dalam rangka mengatasi banjir juga
disaksikan ratusan warga sekitar yang selama ini menjadi langganan banjir
akibat Sungai Bedera telah mengalami penypitan dan pendangkalan.
Selain pengorekan, long amp juga merubuhkan pagar seng milik warga yang
didirikan persis di pinggiran Sungai Bedera. Tidak hanya pagar seng, long amp
juga menghancurkan bangunan liar yang juga didirikan di pinggiran sungai.
Tak ada apa upaya dari pemlik pagar seng maupun bangunan liar yang melakukan
protes maupun menghentikan prosesi pengorekan maupun pembongkaran yang
dilakukan. Kemudian diikuti dengan pelebaran sungai yang ditandai dengan
penghancuran dinding sungai yang telah dibeton.
Normalisasi yang dilakukan ini melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD)
terkait dari Pemerintah Provinsi Sumut, Pemko Medan BWS Sumatera II serta
dibantu personel dari Kodam I/BB. Proses normalisasi berjalan dengan lancar,
tanpa kesulitan long amp pun melakukan pendalaman dan pelebaran. Tanah
bercampur lumpur hasil pengorekan selanjutnya ditumpukkan untuk s lanjutnya
diratakan.
Menurut Gubsu, normalisasi dilakukan guna mengatasi banjir yang selama ini
terjadi. Tidak hanya Sungai Bedera, ada 8 sungai lagi yang menyusul akan
dinormalisasi. Namun sebagai langkah awal, Sungai Bedera yang dinormalisasi
karena pendangkalan dan penyempitan yang terjadi cukup parah. Dengan
normalisasi yang dilakukan diharapkan dapat mengatasi banjir yang selama ini
terjadi. "Kalau rumah saya banjir, saya tidak masalah tapi kalau rumah
warga yang kebanjiran justru saya yang kewalahan. Itu karena saya sayang warga
Sumut, terutama Kota Medan karena Medan ibukota provinsi Sumut," kata
Gubsu.
Wakil Wali Kota Medan sangat bersyukur karena Sungai Bedera akhirnya
dinormalisasi. Sebab, pendangkalan dan penyempitan yang terjadi menyebabkan
kawasan yang dilalui alur Sungai Deli kerap menjadi langganan banjir. Dikatakan
Akhyar, Pemko Medan selama ini tidak dapat melakukan normalisasi meski memiliki
peralatan yang sangat mendukung dilakukannya normalisasi.
Selanjutnya jelas Akhyar, ada 93 KK yang mengklaim ada tanah dan rumah
mereka yang masuk dalam sepadan sungai yang akan dilebarkan. Klaim itu bilang
Akyar, segera ditindaklanjuti. "Kita segera ukur ulang untuk
mastikannya!" tegasnya.
Berdasarkan RTRW Kota Medan, jelas Akhyar, lebar sungai lebih kurang 8
meter dan belum masuk sepadan. Sesuai aturan lanjutnya, sepadan atau jalur
hijau lebih kurang 15 meter dari pinggir sungai baik sisi kiri maupun kanan.
"Jadi kalau ada warga yang mengklaim, pasti ada yang salah,"
jelasnya.
Ketika disinggung mengenai rumah warga yang akan terkena dari normalisasi,
Wakil Wali Kota mengatakan siap untuk membicarakannya. Sebab, rencana
normalisasi telah dilakukan sejak awal tahun 2019. Artinya bilang Akhyar, tim
yang terlibat dalam normalisasi telah bekerja sejak Januari 2019.
"Di samping itu Pemko Medan pun masih memiliki rusunawa yang siap
menampung warga yang rumahnya terkena normalisasi. Selain itu kita pun siap
memberikan uang pindah. Apa yang kita lakukan ini guna mengatasi persoalan
banjir yang selama ini terjadi," jelasnya. (Rd)