Pertemuan Kemitraan Tekhnis Dalam Perwujudan
Pembangunan Berkelanjutan di Sumut, di Ruang Rapat EWP Tambunan, lantai 10
Kantor Gubernur Sumut, Jalan P. Diponegoro No. 30 Medan, Rabu (21/8). (Foto :
Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu / Imam Syahputra).
Medan,DP News
Meski menggenjot pembangunan di berbagai sektor, Pemerintah Provinsi
(Pempov) Sumatera Utara (Sumut) tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan
kelestarian lingkungan. Sehingga target pembangunan tercapai, namun lingkungan
tetap terjaga, asri dan indah.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dengan
rombongan Conservation International (CI) Indonesia, di ruang kerjanya, lantai
10, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu
(28/8). CI Indonesia merupakan organisasi nirlaba yang bekerja di Indonesia
sejak tahun 1991, membantu pemerintah di bidang konservasi sumber daya alam
darat dan laut.
Dalam pertemuan itu, antara lain dibahas, tentang penerapan konsep
pembangunan berkelanjutan yakni proses pembangunan berwawasan lingkungan. “Saya
menyambut baik program seperti ini, saya butuh yang seperti ini. Alam dan
lingkungan merupakan anugerah Tuhan yang harus kita jaga, kita jangan tahunya
cuma merusak. Ini yang ingin saya wujudkan di Sumut, pembangunan jalan tapi
lingkungan tetap indah,” ucap Gubernur.
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem ini, kata Gubernur, beberapa langkah
telah diambil. Seperti kemarin, Gubernur memimpin langsung groundbreaking yang
menandai dimulainya pelebaran Sungai Badera. Pepohonan dan bangunan yang berada
di bantaran Sungai Badera diratakan. “Sudah dikaji, yang harusnya sungai sampai
selebar delapan meter, kini mengecil. Ini lah yang kita tertibkan kemarin,”
katanya.
Ke depannya, Edy Rahmayadi ingin seluruh pembangunan di masa depan harus
memperhatikan keberlanjutan dan lingkungan. Jika tidak, risiko yang harus
ditanggung dan kerugian yang harus dibayar akibat pembangunan yang tidak
terencana justru lebih besar. “Selama itu untuk kebaikan lingkungan Sumut,
tentu Kami siap menerima masukan dan membuka kerja sama atau partnership,”
tutur Edy.
Nassat Idris, selaku Senior Direktur Terresterial CI Indonesia menyampaikan
bahwa misi utama kehadiran CI adalah melindungi hal-hal penting, yang
disediakan alam untuk kehidupan, seperti air bersih, udara yang segar, makanan
bergizi, iklim yang stabil, mata pencaharian masyarakat dan keindahan alam yang
penting bagi manusia untuk berkembang.
“Sumut merupakan daerah dengan sensitivitas tinggi secara ekologis,
sehingga kegiatan perbaikan lingkungan sangat penting. Penelitian kami
menunjukkan bahwa dari tahun 2001 hingga 2018, Sumut kehilangan tutupan hutan
seluas 345.000 hektare. Ini sangat disayangkan, Pak,” paparnya.
Untuk membantu pemulihan dan keseimbangan ekosistem di Sumut, CI Indonesia
memberikan masukan beberapa langkah yang harus diambil. Di antaranya, termasuk
pengembangan wilayah strategis melalui konservasi dan perlindungan tata air,
produksi komoditas berkelanjutan, dan restorasi wilayah sensitif, hutan sosial,
dan gambut.
“Kita telah banyak menjalin kerja sama dan bermitra dengan pemerintah
daerah terkait penerapan konsep pembangunan berkelanjutan ini, jika Pemprov
membutuhkan, kita siap untuk membantu menjadi mitra,” kata Nassat.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Asisten Administrasi Umum dan Aset
Mhd Fitriyus, sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut, Vice President CI Indonesia
Ketut Sarjana Putra, Senior Policy Advisor Iman Santoso, Program Manager
Sumatera Utara Bharaty, dan Communication dan Outreach CI Indonesia Hetty
Tambunan.(humas Pempovsu/Rd)