Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Sabrina menerima kunjungan
Keluarga Majelis Pernobatan Sultan Bilah X, di Ruang Kerjanya, Lantai 9, Kantor
Gubernur Sumatera Utara, Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Kamis (22/8/2019).
(Foto Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu : Veri Ardian)
Medan,DP News
Para sejarawan
dan pemerhati budaya diharapkan segera melakukan riset dan membukukan sejarah
Kesultanan Bilah. Sehingga para generasi muda saat ini dan generasi mendatang
mengetahui tentang sejarah Kesultanan Bilah.Kesultanan
Bilah adalah salah satu Kesultanan yang terdapat di wilayah Kabupaten
Labuhanbatu. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama. Raja pertamanya
adalah Raja Tahir Indra Alam pada tahun 1623, yang menamai kerajaannya dengan
nama Kerajaan Bilah.
Hal itu
disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut)
Sabrina dalam pertemuan dengan Keluarga Majelis Pernobatan Sultan Bilah X, di
ruang kerjanya, Kantor Gubernur Sumut, Lantai 9, Jalan Pangeran Diponegoro,
Nomor 30 Medan, Kamis (22/8).
“Untuk
budayawan, ada baiknya sejarah ini segera kita buat buku. Soal teknis dan
risetnya nanti kita bisa menunjuk Dinas Perpustakaan untuk membantunya,” ucap
Sabrina
Hadir
mendampingi Sekda, Asisten Pemerintahan Umum HM Fitriyus, Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Ria Nofida Telaumbanua dan Kepala Biro Bina Sosial
(Binsos) M Yusuf. Sementara dari Keluarga Majelis Pernobatan Sultan Bilah X
yakni OK Muhammad Muchlis (Ketua Penabalan), Tengku Muchrizad (Pemangku Adat
Sutan Bilah), Tengku Riswansyah (pemerhati budaya), dan Guslan Riswaldy (setia
usaha).
Pada
kesempatan itu, Sabrina juga meminta pada seluruh keluarga dan panitia Majelis
Pernobatan Sultan Bilah X, usai acara penabalan Sultan untuk segera menyusun
silsilah keturunan Kesultanan Bilah. “Silsilah ini menurut saya sangat penting,
agar kita tau semua keturunan dari kesultanan ini,” ujar Sabrina.
Sebelumnya, Ketua Penabalan OK Muhammad Muchlis menyatakan,
kunjugan mereka ingin bermusyawarah dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut
tentang rencana penabalan salah satu keturunan Raja Bilah yang akan
diselenggarakan 9 September 2019, di salah satu masjid di Negri Lama, Bilah
Hilir, Labuhanbatu.
“Kita ingin
bersinergi dengan pemerintah provinsi. Kita ketahui juga berdasarkan pernyataan
gubernur, beliau akan menghidupkan kembali kebudayaan Melayu di Sumut. Jadi
kita meminta arahan dan nasehat dari pemerintah untuk penobatan Sultan Bilah
Tengku Muhammad Risfansyah cucu dari Tengku Asnan yang merupakan Tengku besar
terakhir di Bilah,” ucap OK.
Pada persiapan
upacara adat nantinya, OK menyatakan telah melakukan persiapan yakni dengan membentuk
panitia dan telah mengunjungi seluruh keturunan Kesultanan Bilah yang tersebar
di Indonesia, bahkan hingga ke luar negri untuk hadir dalam acara penabalan
tersebut.
OK menjelaskan
prosesi acara itu nantinya berlangsung selama 4 hari, dimulai dengan ziarah ke
makam leluhur di Negeri Lama, Kota Pinang, kemudian prosesi adat Mandi Tabal
dan Melepas Lancang, disusul Penabalan Sultan Bilah X di halaman Masjid Sultan
Adil, Negeri Lama dan terakhir resepsi yang akan berlangsung di Kota Medan.
Dijelaskannya,
penabalan Tengku Muhammad Risfansyah akan dikukuhkan oleh Dewan Kerapatan Adat
Kesultanan Bilah, Raja-raja yang berada di wilayah Kesultanan Negeri Bilah,
Lembaga Kerapatan Adat Kesultanan Negeri Bilah dan orang-orang besar bergelar
di Kesultanan Negeri Bilah. “Penabalan Sultan Bilah X sudah ditentukan oleh
musyawarah dan mufakat para zuriath, keluarga dan tokoh-tokoh masyarakat
yang menunjuk Tengku Muhammad Risfansyah bin Tengku Azman bin Tengku
Hasnan,” ucap OK.
OK juga menjelaskan sekilas tentang Tengku Muhammad
Risfansyah. Dikatakannya, Tengku Muhammad Risfansyah merupakan putra dari
pasangan Tengku Azman (wafat 10 Desember 1989) yang merupakan putra ke dua
Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) dengan Tengku Siti Munajat (wafat 19 Januari
1996) binti Tengku Harun Al Rasyid (Tengku Perdana Menteri Sri Mahkota
Kesultanan Deli).
Pasangan
Tengku Azman dengan Tengku Siti Munajat ini, dikaruniai 6 orang putra-putri,
yaitu Tengku Fazlla (Perempuan), Tengku Nadrani Rifka (Perempuan), DR Tengku
Syarfina SS MHum (Perempuan), Tengku Amalia Zulflna (Perempuan), Tengku Feria
Aznita (Perempuan), Tengku Muhammad Risfansyah.
Putra tertua
Tengku Hasnan (Tengku Besar Bilah) adalah Tengku Musa yang wafat pada tahun
1986 dan putra dari Tengku Musa yang bernama Tengku Syaifuddin wafat pada 2
Juni 2015 .
Berdasarkan
dari kesepakatan zuriath dari Tengku Hasnan (Tengku Besar Bulah) yaitu Tengku
Dicky Rinaldo (cucu Tengku Musa) dan Tengku Zulchair putra Bungsu Tengku Hasnan
(Tengku Besar Bilah) beserta keluarga, juga dari beberapa zuriath keturunan
Sultan Adil Bidar Alam, menunjuk Tengku Muhammad Risfansyah sebagai penerus
Kesultanan Bilah dan berhak memakai gelar Sultan Muhammad Risfansyah Bidar Alam
yang merupakan Sultan Bilah.(Humas Pemprovsu/Rd)