Medan,DP
News
Suasana
penertiban bangunan di sekitar gedung tua Warenhuis tegang bahkan
piring,panci,kualai dan gilingan kayu beterbangan dilemparkan ibu-ibu kepada
para petugas Satpol PP yang merengseek masuk ke rumah.
Penghuni rumah,
terutama kaum wanita berupaya menghalangi jalannya backhoe loader dengan duduk
di jalan. Kembali upaya tersebut gagal, selang setengah jam dari waktu yang
ditetapkan, para penghuni juga tidak mengosongkan rumah, Sofyan pun
memerintahkan petugasnya untuk
mengeluarkan seluruh barang dan peralatan rumah tangga dari dalam rumah. Tak pelak perlawanan pun
terjadi, petugas pun dilempari dengan panci, piring, helm, baskom maupun
gilingan kayu.
Penertiban
sejumlah bangunan liar yang dilakukan Satpol PP di sekitar gedung tua Warenhuis
Jalan Hindu, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat dalam rangka mendukung
penataan kota yang dilakukan Pemko Medan melalui Dinas Perumahan Kawasan
Permukiman dan Penataan Ruang (DPKPPR)
sempat ricuh, Jumat (13/9).
Sejumlah warga
yang sudah puluhan tahun mendiami bangunan melakukan perlawanan. Namun
perlawanan berhasil diredam, bangunan liar pun akhirnya berhasil dirubuhkan dan
diratakan dengan tanah.
Diawali dengan
pembongkaran bangunan warung nasi. Selain tidak ada izin, bangunan juga
didirikan di atas jalan. Tanpa kesulitan, backhoe loader berhasil merubuhkan
bangunan warung nasi.Seluruh material hasil pembongkaran langsung diperintahkan
Sofyan untuk diangkut dengan menggunakan truk milik Dinas PU.
Setelah itu
pembongkaran diarahkan dengan bangunan lainnya, termasuk bangunan satu unit
rumah yang dihuni sekitar 7 KK. Namun pembongkaran terkendala, sebab
penghuni rumah, terutama kaum ibu menolak
untuk mengosongkan rumah tersebut. Mereka sengaja duduk di pinggir jalan
untuk menghalangi backhoe loader melakukan pembongkaran. Di samping itu mereka
juga sengaja meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil didalam rumah.
Sofyan yang
didampingi Camat Medan Barat Rudi Lubis selanjutnya memberi waktu setengah jam
kepada penghuni rumah untuk segera mengosongkan rumah tersebut. Bukannya
mengikuti, penghuni rumah justru bertahan sambil melontarkan kalimat sumpah dan
makian kepada petugas Satpol PP, termasuk kepada Sofyan.
Namun
petugas tetap saja memasuki rumah dan
mengeluarkan barang yang didapat guna mempermudah proses pembongkaran. Pemilik
rumah semakin panik dan menjerit-jerit sambil melontarkan kalimat makian serta
menyiram petugas dengan air, termasuk santan dan air yang sangat bau. Sebagian barang-barang dari
dalam rumah berhasil dikeluarkan, Sofyan pun minta backhoe loader maju untuk
merubuhkan rumah tersebut.
Lantaran masih
ada sejumlah anak-anak yang bertahan di dalam rumah, pembongkaran pun urung
dilakukan. Selanjutnya Sofyan minta kepada anggotanya untuk mengevakuasi
anak-anak agar tidak ada yang cedera ketika pembongkaran
dilakukan. Penghuni rumah dibantu sejumlah warga sekitar melakukan perlawanan
sehingga sempat terjadi baku hantam tetapi petugas Satpol PP berhasil
meredamnya dalam hitungan menit.
Kemudian sejumlah
petugas Satpol PP berhasil memasuki rumah dan melakukan evakuasi terhadap
sejumlah anak-anak.Setelah itu backhoe loader merangsek maju dan berhasil
membongkar bangunan dapur. Setelah itu dilanjutkan dengan pembongkaran dinding
rumah, tidak hanya menggunakan backhoe loader tetapi juga palu besar.
Kembali petugas
Satpol PP berhasil meredam perlawanan penghuni rumah dan sejumlah pemuda
sehingga pembongkaran kembali dilanjutkan hingga sebagian bangunan rumah
hancur.
Pria berkepala
plontos itu yang masih dipenuhi emosi
itu selanjutnya membakari benda-benda yang mudah terbakar dalam rumah. Setelah
itu dia membawa sejumlah pemuda yang turut membantu penghuni rumah melakukan
perlawanan meninggalkan lokasi sambil terus melontarkan kalimat makian. (Rd)