Medan,DP News
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Medan mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Medan yang tidak ingin lagi melakukan pinjaman ke pemerintah pusat sebagai upaya mengefesiensi anggaran dan penggunaan anggaran lebih baik serta tepat sasaran.
“Kami mengapresiasi Pemko Medan yang tidak ingin lagi melakukan pinjaman kepada pemerintah pusat untuk mengefisiensi anggaran dan penggunaan anggaran yang lebih baik serta tepat sasaran,” ucap juru Bicara Fraksi PKS DPRD Medan, Rudiawan Sitorus S.Fil.I, M.Pem.I saat menyampaikan Pendapat fraksi dalam paripurna yang beragendakan pencabutan peraturan daerah Nomor 1 tahun 2013 tentang Pinjaman Daerah, Senin (30/11).
Disampaikan Rudiawan, pada Tahun 2013 yang lalu Pemko Medan mengajukan pinjaman ke pemerintah pusat sebesar Rp167,4 miliar melalui pusat investasi pemerintah dengan rincian Rp 77,45 milyar untuk pembangunan Pasar Tradisional Marelan, Pasar Tradisional Jawa di Kecamatan Medan Belawan dan Pasar Tradisional Kampung Lalang di Medan Sunggal dan Rp 90 miliar untuk pembangunan private wings rumah sakit umum Pirngadi Medan.
“Pembayaran cicilan pinjaman dilakukan melalui pusat investasi pemerintah beserta bunga yang dibayarkan melalui anggaran yang di buat didalam APBD. Namun, dalam perkembangannya pemerintah pusat membuat kebijakan dengan mengalihkan seluruh piutang pusat investasi pemerintah ke PT. Multi Sarana Investasi,” jelasnya.
Akibat kebijakan tersebut, Rudiawan menjelaskan, kemudian berefek Pemko Medan harus membuat regulasi baru kebijakan peraturan daerah karena adanya pengalihan ini, oleh karena itu maka Pemko Medan melunasi pinjaman dari pemerintah pusat tersebut.
“Selanjutnya pada pasal 13 ayat 2 disebutkan pengelolaan pinjaman daerah harus berkoordinasi dengan DPRD Medan kemudian didalam pasal 16 disebutkan bahwa Pemko Medan harus menyampaikan pertanggung jawaban kepada DPRD Medan akan tetapi pemko Medan belum memberikan laporan pertanggung jawaban kepada DPRD Medan,” jelasnya.(rd).