Ilustrasi
Jakarta,DP News
Seorang reporter berita Filipina tewas setelah ditembak beberapa kali di rumahnya, kata polisi, Minggu (31/10), menjadi kasus terbaru dalam daftar panjang wartawan yang dibunuh di negara itu.
Negara kepulauan ini disebut sebagai salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, dan sebagian besar pembunuh mereka tidak dihukum.
Orlando Dinoy, seorang reporter untuk media online Newsline Philippines dan pembawa berita untuk Energy FM, ditembak enam kali oleh seorang pria bersenjata yang menerobos masuk ke apartemennya di kota Bansalan, pulau Mindanao, kata kepala polisi setempat Mayor Peter Glenn Ipong.
Dinoy langsung meninggal di tempat, tambahnya.
Petugas masih menyelidiki kemungkinan motif penembakan ini.
"Salah satu faktor yang kami lihat adalah pekerjaannya sebagai seorang wartawan... tapi sejauh ini tidak ada yang bisa memberi kami petunjuk konkret," kata Ipong kepada AFP.
Dinoy adalah jurnalis ke-21 yang terbunuh sejak Presiden Rodrigo Duterte mengambil alih kekuasaan pada 2016, kata Persatuan Jurnalis Nasional Filipina.
Kepala polisi nasional Jenderal Guillermo Eleazar memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini, dan berjanji untuk melindungi media dari serangan teror.
Dalam sebuah laporan bulan ini, Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York menempatkan Filipina di peringkat ketujuh dalam Global Impunity Index (Indeks Impunitas Global), dengan 13 pembunuhan jurnalis masih belum terpecahkan.
Filipina telah menjadi penghuni indeks tahunan ini, yang telah dirilis sejak tahun 2008.(CNNIndonesia/rd)