Foto: Anggota DPRD Medan Wong Chun Sen |
Anggota DPRD Kota Medan Drs Wong Chun Sen, M.Pd.B menerima kunjungan Sisanya Sembiring Pelawi ,cucu pendiri Kota Medan Guru Patimpus di Lantai 5 Gedung DPRD Medan,Selasa (16/8).Sdarta Sembiring Palawi didampingi dr. John Peter Roy Kaban dan Mile Sembiring Palawi ini bertujuan untuk mensosialisasikan mengenai sejarah pendiri Kota Medan.
Sidarta Sembiring Palawi ingin berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Medan untuk memperbaiki makam pendiri Kota Medan yang dianggap sudah dilupakan oleh banyak orang seiring dengan berkembangnya zaman. Makam Guru Patimpus ada di Desa Lama Hamparan Perak, itu adalah kampung isterinya yang keempat Boru Tarigan.
"Kami pernah mensurvei masyarakat Kota Medan, ternyata sangat miris, banyak yang tidak tahu siapa pendiri Kota Medan. Kira-kira hanya 20,3 % saja yang tahu bahwa pendiri Kota Medan adalah Guru Patimpus Sembiring Palawi dan itu moyang saya. Jadi, kami sebenarnya datang kesini sebagai empat garis keturunan moyang Guru Patimpus. Jadi 4 istrinya yang pertama Boru Sinuhaji dari Ajijahe, istri kedua juga Boru Sinuhaji dari Ajijahe, istri ketiga Boru Bangun dari Batukarang dimana dia mendirikan Desa Perbaji yang ada di Tanah Karo, Sumatera Utara dan istri keempat istri Pangeran Pulo Brayan, Deli Serdang. Nah, itulah istri terakhir yang dibawa ke antara Sungai Deli dan Sungai Babura dan dibuatlah disitu rumah bernama Madani atau rumah untuk pengobatan di Medan, itulah rumah kesembuhan pengobatan untuk orang yang tidak mampu," jelasnya.
Sambung Wong Chun Sen, untuk sejarah pendiri Kota Medan ini diharapkan kepada Pemko Medan agar segera diusulkan ke dalam pendidikan dasar seperti di pendidikan sejarah.
"Saya minta agar Pemko Medan mengusulkan agar dimasukkan ke pelajaran sejarah tentang Kota Medan. Ini sangat baik jika dijadikan pendidikan dasar untuk mengenal lebih dekat tentang Kota nomor 3 terbesar di Indonesia ini. Seperti contohnya di Singapura itu wajib mengetahui Siapa pendiri negaranya, karena itu sudah diajarkan sejak tsekolah dan wajib. Tapi jika saat sekolah tidak dipelajari itu tidak akan bisa tahu. Ini juga termasuk pariwisata sejarah," tutup Wong yang juga anggota Komisi II DPRD Kota Medan ini.