Foto: Rumah Adat Batak Tahan Gempa dan Tanpa Paku/Dok |
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang tergabung dalam organisasi Arsitektur Hijau (Arju) memilih Kabupaten Toba sebagai proyek ekspedisi Tahun 2023 ini dengan objek penelitian rumah adat Batak.
Para mahasiswa Arju berjumlah 30 orang tersebut akan melaksanakan penelitian selama 8 hari depan di dua dusun di Desa Hutanamora yakni Banjar Ganjang, Kampung Lumban Baringin dan satu lagi Dusun Lumban Pea,Desa Parsambilan.
Parsambilan dan Hutanamora , Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba ini diketahui masih memiliki sejumlah rumah adat Batak.
Sebelumnya Koordinator Wadah Minat Arju Michael Fredericko menyampaikan, kehadiran mereka di Kabupaten Toba karena tertarik dan melihat ada banyak arsitektur lokal yan sangat bagus di Toba, salah satunya adalah Rumah Batak.
Ketua Pelaksana Ekspedisi Toba 2023, Dennis Giovincent juga menyampaikan fokus dari komunitas mereka adalah belajar dari kampung-kampung yang belum ada terdata di Indonesia ini.Kali ini sudah angkatan ke- 38.
Ketigapuluh orang mahasiswa Unpar tersebut Selasa(8/8) didampingi Camat Silaen Moses Simanjuntak meninjau lokasi penelitian.
Sehari sebelumnya,rombongan mahasiswa tersebut disambut Bupati Toba Ir Poltak Sitorus yang memaparkan berbagai filosofi Batak dan rumah Batak serta kualitas dan tahan gempa .Uniknya, Rumah Batak ini dibangun tanpa menggunakan paku.
Foto: Bupati Toba Ir Poltak Sitorus Saat Menerima Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan (Unpar),Senin(7/8) di Balai Data Kantor Bupati Toba |
Selanjutnya Poltak Sitorus memaparkan Toba itu sekarang singkatan dari 'Tempat Orang Berwisata Asyik'. Asyik juga merupakan singkatan dari Aman Segar Indah Penuh Kenangan.
Bupati juga mengajak agar mahasiswa dapat menyaksikan event internasional Power Boat F1H2O yang akan digelar keduakalinya pada Februari 2023 nanti dan Jet Ski internasional yang akan digelar November nanti.Tanda/Redaksi