Foto: Ritual Sipaha Lima Penganut Ugamo Parmalim di Bale Pasogit Partonggoan (Rumah Ibadah) di Huta Tinggi,Kecamatan Laguboti Dihadiri Bupati Toba Poltak Sitorus,Selasa(18/6)/Tanda |
Penganut Ugamo Parmalim (Agama Parmalim) rayakan Sipaha Lima di Bale Pasogit Partonggoan (Rumah Ibadah) di Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti selama 3 hari,Senin-Rabu(17-19/6).
Sipaha Lima merupakan rangkaian ibadah menyampaikan persembahan kepada Debata Mula Jadi Nabolon (sebutan Tuhan untuk Ugamo Parmalim) atas sebagai bentuk rasa syukur berkat dan hasil panen yang diterima selama setahun penuh.
Sipaha Lima dimulai dari Parsahadatan pada hari Sikkora Purasa (Hari pertama), kemudian Pameleon pada hari Samisara Purasa (Hari ke dua) dan diakhiri pada Hari Tula (hari ke tiga).
Parsahadatan adalah hari dimana pemimpin jemaat atau disebut dengan Ihutan menunggu para ruas (jemaat) datang ke Huta Nabadia di Huta Tinggi (pusat Ugamo Parmalim) untuk membawa hasil panen atau bentuk lain untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
Hari kedua atau hari Samisara Purasa kemudian dilanjut dengan ritual 'Pameleon'. Pada ritual ini, Ihutan akan memimpin ruas menyampaikan persembahan kepada Tuhan lewat doa-doa yang dipanjatkan, yang disebut dengan 'Martonggo'.
Di hari ketiga atau Ari Tula dilanjut dengan ritual 'Panantion', adalah hari dimana seluruh ruas atau jemaat menerima berkat untuk dibawa pulang dengan harapan para jemaat akan sehat dan selamat hingga tiba di kampung halaman masing-masing, dan akan mendapat berkat selama setahun ke depan.
Rangkaian ibadah ini dipaparkan Ihutan Raja Poltak Marsinton Naipospos,Generasi ke -4 dari Raja Marnangkok Naipospos kepada Bupati Toba Poltak Sitorus yang datang menghadiri ritual Sipaha Lima tersebut,Selasa (18/6).
"Jadi intinya Sipaha Lima adalah ritual ucapan syukur kami kepada Debata Mula Jadi Nabolon atas berkat yang kami terima selama setahun penuh," kata. Raja Marnangkok Naipospos menjelaskan.
Poltak Sitorus pun minta penganut Parmalim agar terus nerawat budaya dan ritual keagamaan seraya berharap agar melalui ritual Sipaha Lima menjadi jalan menyebar kebaikan, kebaikan kepada sesama hingga kebaikan kepada alam.
"Kita harus bersama-sama menyebar kebaikan, kebaikan kepada sesama bahkan kepada alam ini. Semoga Sipaha Lima menjadi jalan untuk menyebarkan kebaikan," katanya mengajak ruas Parmalim.
"Kita boleh beda agama, tetapi disatukan oleh adat," lanjut Poltak Sitorus.
Masyarakat yang dipersatukan oleh budaya akan semakin baik jika saling membantu, bergotong-royong dan saling menolong.
"Alangkah indahnya kalau manusia itu semakin bersatu. Saling menolong, saling membantu. Kendatipun kadang ada perbedaan, itu hal biasa," kata Poltak Sitorus.Tanda/Redaksi